Musim dingin di Tokyo adalah yang terburuk
Gagasan itu muncul di kepala Dave Maverick sejak ia turun dari pesawatnya di Bandara Narita, entah apa yang membuatnya terbang dari negara tropisnya, Spanyol. Menuju tempat yang dinginnya hampir -15 derajat ini.
"fiuhhh" Dave menghela nafas, asap terlihat mengepul di sekitar mulutnya, sebaiknya ia mencari sesuatu yang hangat sebelum ia mati kedinginan, ia melihat ke sekeliling, matanya berhenti di sebuah cafe minimalis di sudut jalan. Ia mengangkat tas jinjingnya dan menuju cafe tadi.
Dave sudah duduk di samping sebuah jendela kaca yang menghadap ke jalanan yang ramai. Ia tadi sudah memesan kopi dan sepotong sandwich, karena yang dia ingat ia belum makan apa-apa sebelum berangkat, dan dia hanya minum sedikit jus tomat di pesawat, tidak salah jika perutnya menggema kelaparan.
Sambil memainkan kamera digitalnya ke arah jalanan Tokyo, seorang maid datang sambil mengantarkan pesanan Dave diatas nampan putih
"arigatou gozaimasu!" ucapnya dengan logat spanyolnya, maid itu tersenyum sambil berlalu. Dave berhenti sejenak sambil menyesap cappuchino float yang dihidangkan dalam cangkir putih dan melahap setangkup sandwichnya. "bip bip" kelahapannya terganggu dengan suara e-mail yang baru masuk, Dave menarik sebuah handphone flip hitam dari saku jeansnya. "ya ampun!" decak Dave dalam bahasa Spanyol, Ia segera menghabiskan pesanannya dan membayarnya di kasir, sekalian bertanya tentang arah jalan menuju galeri temannya itu. Lalu pergi mencari taksi
==II==
from: Shin Takami
to: Dave Maverick
Hei, kau sudah sampai belum, aku menunggumu di galeriku, Shibuya street no 263 A, Ayo cepat! aku tidak bisa menaganinya sendiri -END-
Shin bolak balik di dalam kantornya, kemana anak itu? seharusnya dia sudah datang 35 menit yang lalu, apa mungkin ia tersesat, ah tidak mungkin! galeri ini sudah termasuk berada di tengah kota. Shin mulai berpikir yang tidak-tidak. pemikirannya berhenti saat salah seorang bawahannya masuk ke ruangannya
"maaf Tono-san, seseorang mencarimu di...""suruh dia masuk!" perintahnya tanpa basa-basi.
"Maaf aku telat!" ucap Dave ketika memasuki ruangan Shin, "Apa yang harus kulakukan sekarang?". Shin sengaja menelpon teman karibnya itu ke sini, entah apa yang sedang Shin pikirkan, padahal banyak dari temannya yang menjadi fotografer, tapi cuma Dave yang dipikirnya harus menangani pekerjaan ini, "Maaf Dave, tapi sebelumnya aku minta maaf. Karena tiba-tiba meminta bantuanmu""tidak apa-apa! langsung saja!" Dave sepertinya sedang bad mood, jadi Shin tidak berniat memanjang-manjangkan omongan "seorang clienku memintaku untuk menjadi fotografer sebuah majalah model, sedangkan semua karyawanku sedang sibuk untuk pameranku bulan depan, jadi aku,,""meminta temanku Dave untuk menjadi fotografer yang mereka minta, begitukah??" timpal Dave tiba-tiba, Shin mengangguk puas, "jadii,,," Dave duduk di sofa empuk di sudut ruangan, "aku harus hidup disini?" "ya,,aku akan mencarikan apartemen untukmu secepatnya!" lanjut Shin, "baiklahh,,,,tapi sebelum itu,,,!!" Dave terdiam, Shin juga ikut terdiam. Tiba-tiba "krururururukk"suara perut Dave "berikan aku sesuatu yang bisa mengganjal perutku!"
==II==
Asami berjalan cepat menuju lift kaca yang berada disamping Tokyo Tower, kali ini produsernya pasti tidak akan mengampuninya karena telat, Asami berlari lari kecil di koridor yang sedikit sepi, tapi,,, "gubrak" ia menabrak sesuatu -lebih tepatnya seseorang- di depannya, Ia tidak jatuh, hanya hampir terjatuh ke belakang. Berbeda nasib dengan Asami, orang itu terjatuh ke lantai -beserta barang yang dibawanya. "gomenasai, sensei!" Asami langsung duduk dan memunguti barang yang berserakan, lalu memberikannya kepada laki-laki yang masih terlihat menatapnya dengan aneh. Asami baru menyadari, laki-laki itu bukan orang jepang, Prancis kah? atau Timur Tengah? entahlah, yang pastinya ia tak paham bahasa Jepang "I'm sorry sir!" ucap Asami mencoba memakai bahasa Inggris "Oh! sure. no problem!" bagus, dia paham bahasa inggris, jadi Asami tahu cara untuk meminta maaf kepadannya
Asami lalu memandang jam digital yang dipakainya, "Ya ampun! aku benar-benar telat!" Asami lalu pergi dan meninggal kan laki-laki tadi.
==II==
"tolong bawa ini sekalian ya Dave!" Shin menujukkan beberapa lembaran kertas diatas meja, "nanti supirku akan mengantarmu, oh, aku mau pergi ke Osaka sekarang. Sampai jumpa lain waktu" ucap Shin kilat lalu keluar. Jadi Shin sekarang sudah menjadi orang sibuk ya, pikir Dave.
Gedung yang dimaksud Shin ternyata tidak terlalu jauh, Dave berjalan santai karena kata Shin produser majalahnya tidak terlalu membutuhkan berkas itu.
Entah mengapa, sesuatu mengingatkannya pada seseorang, tapi siapa, ia ingat seseorang dalam gedung berlantai 5 ini. Dave masih sibuk menggali ingatannya. "gubrak!" seseorang menabraknya. Ia terjatuh ke belakang, ia sedikit mengomel sambil mengusap-usap pantatnya."gomenasai, sensei!" terdengar orang itu sedang meminta maaf, oh, ternyata yang menabraknya perempuan. Dave menghadap ke arah wanita itu, ia terjengkal kaget, ia tetap memandangi wanita itu, seperti ada yang tidak asing dari dirinya. Ia pernah melihatnya, tapi kapan? dan dimana?.
"I'm sorry, sir!" wanita itu berkata untuk yang kedua kalinya, sepertinya ia berpikir Dave tidak bisa berbahasa Jepang, mana mungkin Dave tidak bisa bahasa Jepang , sedangkan ibunya adalah blasteran Spanyol-Jepang? "Oh! sure. no problem!" jawabnya singkat, ia takut wanita itu berpikir bahwa Dave juga tak bisa berbahasa Inggris. Sesaat setelah wanita itu pergi, Dave masih berpikir ia pernah melihat wanita itu, otaknya menolak pernyataan itu, sedangkan tubuhnya bersikeras membenarkannya. "fiuhhhh!" Dave menghela nafas. Tak terlalu penting memikirkan hal yang tidak pasti
==II==
Gagasan itu muncul di kepala Dave Maverick sejak ia turun dari pesawatnya di Bandara Narita, entah apa yang membuatnya terbang dari negara tropisnya, Spanyol. Menuju tempat yang dinginnya hampir -15 derajat ini.
"fiuhhh" Dave menghela nafas, asap terlihat mengepul di sekitar mulutnya, sebaiknya ia mencari sesuatu yang hangat sebelum ia mati kedinginan, ia melihat ke sekeliling, matanya berhenti di sebuah cafe minimalis di sudut jalan. Ia mengangkat tas jinjingnya dan menuju cafe tadi.
Dave sudah duduk di samping sebuah jendela kaca yang menghadap ke jalanan yang ramai. Ia tadi sudah memesan kopi dan sepotong sandwich, karena yang dia ingat ia belum makan apa-apa sebelum berangkat, dan dia hanya minum sedikit jus tomat di pesawat, tidak salah jika perutnya menggema kelaparan.
Sambil memainkan kamera digitalnya ke arah jalanan Tokyo, seorang maid datang sambil mengantarkan pesanan Dave diatas nampan putih
"arigatou gozaimasu!" ucapnya dengan logat spanyolnya, maid itu tersenyum sambil berlalu. Dave berhenti sejenak sambil menyesap cappuchino float yang dihidangkan dalam cangkir putih dan melahap setangkup sandwichnya. "bip bip" kelahapannya terganggu dengan suara e-mail yang baru masuk, Dave menarik sebuah handphone flip hitam dari saku jeansnya. "ya ampun!" decak Dave dalam bahasa Spanyol, Ia segera menghabiskan pesanannya dan membayarnya di kasir, sekalian bertanya tentang arah jalan menuju galeri temannya itu. Lalu pergi mencari taksi
==II==
from: Shin Takami
to: Dave Maverick
Hei, kau sudah sampai belum, aku menunggumu di galeriku, Shibuya street no 263 A, Ayo cepat! aku tidak bisa menaganinya sendiri -END-
Shin bolak balik di dalam kantornya, kemana anak itu? seharusnya dia sudah datang 35 menit yang lalu, apa mungkin ia tersesat, ah tidak mungkin! galeri ini sudah termasuk berada di tengah kota. Shin mulai berpikir yang tidak-tidak. pemikirannya berhenti saat salah seorang bawahannya masuk ke ruangannya
"maaf Tono-san, seseorang mencarimu di...""suruh dia masuk!" perintahnya tanpa basa-basi.
"Maaf aku telat!" ucap Dave ketika memasuki ruangan Shin, "Apa yang harus kulakukan sekarang?". Shin sengaja menelpon teman karibnya itu ke sini, entah apa yang sedang Shin pikirkan, padahal banyak dari temannya yang menjadi fotografer, tapi cuma Dave yang dipikirnya harus menangani pekerjaan ini, "Maaf Dave, tapi sebelumnya aku minta maaf. Karena tiba-tiba meminta bantuanmu""tidak apa-apa! langsung saja!" Dave sepertinya sedang bad mood, jadi Shin tidak berniat memanjang-manjangkan omongan "seorang clienku memintaku untuk menjadi fotografer sebuah majalah model, sedangkan semua karyawanku sedang sibuk untuk pameranku bulan depan, jadi aku,,""meminta temanku Dave untuk menjadi fotografer yang mereka minta, begitukah??" timpal Dave tiba-tiba, Shin mengangguk puas, "jadii,,," Dave duduk di sofa empuk di sudut ruangan, "aku harus hidup disini?" "ya,,aku akan mencarikan apartemen untukmu secepatnya!" lanjut Shin, "baiklahh,,,,tapi sebelum itu,,,!!" Dave terdiam, Shin juga ikut terdiam. Tiba-tiba "krururururukk"suara perut Dave "berikan aku sesuatu yang bisa mengganjal perutku!"
==II==
Asami berjalan cepat menuju lift kaca yang berada disamping Tokyo Tower, kali ini produsernya pasti tidak akan mengampuninya karena telat, Asami berlari lari kecil di koridor yang sedikit sepi, tapi,,, "gubrak" ia menabrak sesuatu -lebih tepatnya seseorang- di depannya, Ia tidak jatuh, hanya hampir terjatuh ke belakang. Berbeda nasib dengan Asami, orang itu terjatuh ke lantai -beserta barang yang dibawanya. "gomenasai, sensei!" Asami langsung duduk dan memunguti barang yang berserakan, lalu memberikannya kepada laki-laki yang masih terlihat menatapnya dengan aneh. Asami baru menyadari, laki-laki itu bukan orang jepang, Prancis kah? atau Timur Tengah? entahlah, yang pastinya ia tak paham bahasa Jepang "I'm sorry sir!" ucap Asami mencoba memakai bahasa Inggris "Oh! sure. no problem!" bagus, dia paham bahasa inggris, jadi Asami tahu cara untuk meminta maaf kepadannya
Asami lalu memandang jam digital yang dipakainya, "Ya ampun! aku benar-benar telat!" Asami lalu pergi dan meninggal kan laki-laki tadi.
==II==
"tolong bawa ini sekalian ya Dave!" Shin menujukkan beberapa lembaran kertas diatas meja, "nanti supirku akan mengantarmu, oh, aku mau pergi ke Osaka sekarang. Sampai jumpa lain waktu" ucap Shin kilat lalu keluar. Jadi Shin sekarang sudah menjadi orang sibuk ya, pikir Dave.
Gedung yang dimaksud Shin ternyata tidak terlalu jauh, Dave berjalan santai karena kata Shin produser majalahnya tidak terlalu membutuhkan berkas itu.
Entah mengapa, sesuatu mengingatkannya pada seseorang, tapi siapa, ia ingat seseorang dalam gedung berlantai 5 ini. Dave masih sibuk menggali ingatannya. "gubrak!" seseorang menabraknya. Ia terjatuh ke belakang, ia sedikit mengomel sambil mengusap-usap pantatnya."gomenasai, sensei!" terdengar orang itu sedang meminta maaf, oh, ternyata yang menabraknya perempuan. Dave menghadap ke arah wanita itu, ia terjengkal kaget, ia tetap memandangi wanita itu, seperti ada yang tidak asing dari dirinya. Ia pernah melihatnya, tapi kapan? dan dimana?.
"I'm sorry, sir!" wanita itu berkata untuk yang kedua kalinya, sepertinya ia berpikir Dave tidak bisa berbahasa Jepang, mana mungkin Dave tidak bisa bahasa Jepang , sedangkan ibunya adalah blasteran Spanyol-Jepang? "Oh! sure. no problem!" jawabnya singkat, ia takut wanita itu berpikir bahwa Dave juga tak bisa berbahasa Inggris. Sesaat setelah wanita itu pergi, Dave masih berpikir ia pernah melihat wanita itu, otaknya menolak pernyataan itu, sedangkan tubuhnya bersikeras membenarkannya. "fiuhhhh!" Dave menghela nafas. Tak terlalu penting memikirkan hal yang tidak pasti
==II==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar